Tampilkan postingan dengan label Profil Ustadz. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil Ustadz. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Februari 2018

Biografi Ustadz Hafid 'Abdul Qadir



Nama: HAFID 'ABDUL QADIR
Lahir : 17 Shafar 1404 H

a. Nasab
dari sisi ayah: bin mukhtar bin muhammad bin manaf (ayah dari sisi nenek termasuk keluarga petani & nelayan)
dari sisi ibu: bersambung ke ra. musa menurut riwayat termasuk keluarga kesultanan banten

b. Riwayat pendidikan
• di bidang sains: lulus dari jurusan fisika (kelas fisika bumi) Universitas Pendidikan Indonesia
• di bidang tsaqafah islamiyyah:
--> guru : Ustadz Yuana Ryan Tresna (pengasuh Majelis Khadimus Sunnah), Ustadz Chandra Purna Irawan (ketua eksekutif nasional KSHUMI), Ustadz Sugi R, Ustadz Erq al-Islam, Ustadz Mada, Ustadz Awwaluddin (dosen Ma'had), Ustadz Firdaus (dosen Ma'had), Ustadz Rozi (dosen Ma'had), Ustadz Faqih Ubaidillah (guru di Ma'had Ibn Qudamah), asy-Syaikh Abu 'Abdillah as-Surianjiy (syaikh di Ma'had ibn Qudamah), asy-Syaikh Bahauddin, asy-Syaikh Abu Malik, asy-Syaikh Muhammad an-Nadiy, asy-Syaikh 'Adnan, asy-Syaikh Khalid bin Ibrahim, asy-Syaikh Ahmad al-Hanbaliy al-Mishriy, asy-Syaikh 'Abdurrahman, asy-Syaikh al-Habib Muhammad bin Abu Bakr al-Habsiy, asy-Syaikh 'Abdurrahim Jamaluddin Juhriy al-Banjariy al-Makkiy, asy-Syaikh Qasim al-Bahr, asy-Syaikh Muhammad Qudsiy bin Ma'man dan 'alim ulama yang lainnya rahimahuLlah.

--> beberapa ijazah dan sanad:
ijazah khusus kitab-kitab di bidang aqidah, ushul fiqh, fiqh dan hadits dari Syaikh al-Juhaniy yang bersambung sanadnya ke imam asy-Syafi'iy, imam Ahmad bin Hanbal dan para Imam Hadits |  Sanad bersambung ke penulis matn al-Ajurumiyyah dan nazham al-'Amrithiy melalui jalur asy-Syaikh Qasim al-Bahr | Sanad bersambung ke penulis manzhumah asy-Syabrawiy, Alfiyyah ibn Malik, laamiyyah al-Af'al, Jawharul maknun melalui jalur asy-Syaikh al-Habib Muhammad al-Habsiy |  Sanad bersambung ke Shahih Muslim melalui asy-Syaikh Muhammad Qudsiy

0

Senin, 16 Oktober 2017

Biografi KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi


KH Shiddiq al-Jawi adalah Mudir (Ketua) Ma’had Hamfara Yogyakarta. Di antara para ulama HTI, beliau dikenal karena spesialisasinya untuk membahas fatwa-fatwa kontemporer yang berkenaan dengan kondisi saat ini.
KH Shiddiq al-Jawi adalah seorang penulis produktif dan tentu saja seorang aktivis dakwah. Beliau telah menulis ratusan artikel keislaman, menulis 6 buku, berkontribusi sebagai penulis dalam 2 buku, menerjemahkan 12 kitab berbahasa Arab, menerjemahkan 1 film dokumenter berbahasa Arab, menyunting 10 buku, dan menjadi editor ahli untuk 4 video dakwah.
Ia meneruskan mengaji Alquran dan tajwid di bawah bimbingan Kyai Irfan (alm), di Masjid Mushollin, Podosugih, Pekalongan setiap ba’da subuh. Pada ba’da Isya, ia belajar ilmu-ilmu keislaman (bahasa Arab, tajwid, membaca Alquran, dll) di sebuah majelis taklim yang diasuh oleh Ustadz Bunyamin, di Podosugih.

Mengenal HT

Setelah lulus SMA 1 Pekalongan pada tahun 1988, ia masuk IPB tanpa test (PMDK). Pada tahun 1989, ia mulai aktif di Badan Kerohanian Islam (BKI) IPB, sebuah organisasi keislaman dan kemahasiswaan intra kampus. Ia menjadi staf Departemen Tabligh yang tugasnya mengorganisasi kajian keislaman mingguan di Masjid Al Ghifari IPB.

Awal masuk BKI, ia langsung mengikuti kajian Kitab Al Fikr Al Islami karya Syeikh Muhammad Muhammad Ismail, seorang aktivis Hizbut Tahrir. Beliau sangat terkesan oleh kedalaman isi kitab yang membahas Islam sebagai sebuah sistem yang sempurna, tidak hanya sebagai sistem sosial dan ibadah tapi juga sistem politik, sistem ekonomi, dan banyak lagi. Berbekal kitab ini, akhirnya beliau aktif juga mengaji di HTI.

Memperdalam Agama

Setelah menerima ideologi Islam yang dibawa HTI, semangat keislaman Shiddiq muda semakin membara. Beliau bertekad untuk mengabdikan hidupnya demi Dakwah Islam. “Akhirnya saya mendalami Islam di pesantren Nurul Imdad dan Al Azhar, Bogor,” ungkapnya. Sejak saat itu, ia bertekad menjadi seorang mujtahid.
Untuk mencapai mimpinya, selain mengikuti kajian Kitab Al Fikr Al Islam, Kyai Shiddiq juga nyantri di Pondok Pesantren Nurul Imdad (1989-1991) di bawah bimbingan KH Ahmad Zaini Dahlan, yang merupakan salah satu murid KH Abdullah bin Nuh, ulama besar pendiri Islamic Centre Imam Ghazali, Kotaparis, Bogor. Di bawah bimbingannya ia mengaji kitab Tafsir Al-Jalalain karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi dan Jalaluddin Al-Mahalli dan beberapa kitab hadis, yaitu Jawahirul Bukhorikarya Imam Qasthalani, Mukhtarul Ahadits, dan Al-Jami’ Ash-Shaghir karya Imam Suyuthi.
Sejak 1992 hingga 1998, ia menamatkan kitab Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah Juz 1 (Akidah dan tsaqafah Islam) dan Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah Juz 2 (Fiqih Siyasah dan Fiqih Muamalah), juga mengaji sebagian kitab Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah Juz 3 (Ushul Fiqih) dan sebagian kitab An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam (tentang Ekonomi Islam). Semua kitab tersebut karya Imam Taqiyuddin An-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir.
Di waktu yang sama, ia nyantri di Pondok Pesantren Al-Azhar, Bogor (1992-1994) di bawah bimbingan KH Abbas Aula, Lc dan mempelajari kitab Al-Firqatun Najiyah karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Tafsir Ibnu Abbas, fiqih dakwah, dan nahwu sharaf.
Kyai Shiddiq pun belajar percakapan bahasa Arab (muhadatsah) dengan Ustadz Qomaruddin Sa’dullah, dengan pegangan kitab Al Arabiyyah lin Nasyi`in. Dari KH Tubagus Hasan Basri, beliau belajar kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur`an karya Muhammad Ali Ash-Shabuni.
Dengan Ustadz Abdul Hanan, Lc yang lulusan Universitas Islam Madinah, beliau mempelajari kitab Taisir Mustholah Hadits karya Mahmud Thohhan dalam ilmu hadis, kitab Rawa’iul Bayan fi Tafsir Ayatil Ahkam karya Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam bidang tafsir ayat ahkam, dan kitab Subulus Salam karya Imam Shan’ani dalam bidang hadis hukum.

Titip Salam Untuk Sang Khalifah

KH Shiddiq adalah salah satu di antara segelintir tokoh pelopor berdirinya HTI. Beliau menyaksikan secara langsung perkembangan HTI yang bermula dari halaqah 20 orang hingga kini menyebar ke seluruh Indonesia. Beliau berharap besar masih diperkenankan Allah untuk menjadi saksi bagi tahapan ketiga dakwah HT, yaitu tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah yang kedua.
Saking besarnya kerinduan beliau akan kehadiran seorang khalifah sehingga beliau menitipkan salam seandainya tidak sempat mengalami masa kekhalifahan tersebut. “Maka, ketika nanti Khilafah berdiri dan saya sudah lebih dulu dipanggil oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, tolong titip salam buat Khalifah… Sampaikan salam paling hangat dari saya, seorang syabab yang sederhana namun bercita-cita tinggi, seorang hamba Allah yang faqir, yang pernah berkontribusi walau sedikit buat berdirinya Khilafah.”
Barakkallahu ya kyai. Semoga Allah memberi Anda dan kami umur untuk menjalani masa kekhalifahan yang kedua. Amiin.

0

Rabu, 04 Oktober 2017

Biografi Ustadz Tommy Abdillah



        Ustadz Abdillah dilahirkan dari seorang ibu bernama Rukinah, pada tanggal 05 Desember 1977 di Desa Gunung Bayu Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar negeri 091685 Gunung Bayu dan Madrasah Ibtidaiyah tahun 1990. Beliau melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul Arqam Kerasaan Kabupaten Simalungun – Sumatera Utara. Terobsesi kepada generasi para ulama terdahulu yang tidak hanya menguasai tsaqofah Islam di bidang ilmu fiqih, ilmu hadist, ilmu tafsir dan disiplin ilmu lainnya tetapi mereka juga menguasai ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Sebagaimana Al-Khawarizmi, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Al-Jabar dan ulama saintis Islam lainnya, maka beliau melanjutkan pendidikan sekolah kejuruan teknik mesin pada tahun 1993 di Kota Medan. Sebagian masyarakat menganggap aneh melanjutkan jenjang pendidikan dari pesantren ke sekolah kejuruan seperti STM. Begitulah sesungguhnya potret fikroh ummat yang telah terkontaminasi dengan ide sekulerisme yang menjadikan dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama. 

       Meskipun menempuh jalur pendidikan umum, beliau terus mendalami tsaqofah Islam dengan belajar di taman pendidikan Al-Quran terjemahan pada kurun waktu tahun 1993 hingga tahun 1997 di Mesjid Taqwa jalan Sisingamangaraja, Simpang Limun Medan. Beliau berguru dengan Ustadz Sutan Marajo untuk belajar ilmu nahwu dan shorof serta belajar terjemah lafzhiyah dan tafsir Al-Azhar dengan almarhum Ustadz Hamonangan Pulungan. Pada tahun 1996 beliau kemudian melanjutkan jenjang pendidikan perguruan tinggi ke Institut Teknologi Medan (ITM) Jurusan Teknik Mesin. Memasuki era reformasi tahun 1998, sempat ikut ambil bagian menjadi aktivis mahasiswa reformasi. Semasa kuliah, beliau juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Iqro’. Melalui LDK beliau bergelut dengan aktivitas dakwah kampus hingga menyelesaikan pendidikan kuliah pada tahun 2002. Menjelang semester akhir perkuliahan, beliau berinteraksi dengan syabab Hizbut Tahrir Indonesia pada tahun 2000 sehingga dari interaksi itu semakin mengokohkan diri untuk aktif berdakwah di luar kampus hingga kini.

Bergelut dengan waktu dan tuntutan hidup, beliau hijrah ke kota Batam pada tahun 2004. Pulau Batam dengan image negatif sebagai kota yang dikenal dengan ajang kemaksiatan tidaklah sepenuhnya benar. Malah justru di kota ini tumbuh subur aktifitas dakwah dengan berbagai macam ormas-ormas Islam. Pada tahun 2009 hingga tahun 2011 beliau melanjutkan pendidikan agama formal di Lembaga Bahasa Arab dan Ilmu Islam (LBAIS) Yayasan Islam Al-Kahfi Batam. Aktivitas beliau sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta. Beliau juga aktif sebagai muballigh dan tergabung menjadi anggota Persatuan Muballigh Batam (PMB), aktif membina majelis taklim pada instansi swasta maupun pemerintah. Menjadi salah satu narasumber kajian Islam di Radio Serumpun 91,7 FM dan Radio RRI 105,1 FM Batam. Semoga Allah ta’alaa senantiasa memberkahi aktivitas dakwah beliau, diberi hidayah dan rahmat-Nya sehingga istiqomah dijalan dakwah hingga ajal tiba. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

0